MAKALAH SOSIOLOGI
“HUBUNGAN ANTARA RELIGI DENGAN
KESEHATAN”
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...................................................................................................................... 1
Daftar Isi...............................................................................................................................
2
BAB I Pendahuluan .............................................................................................................. 3
I.1. Latar Belakang......................................................................................................
3
I.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
I.3. Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II Landasan Teori ........................................................................................................ 6
BAB III Pembahasan............................................................................................................
7
III.1. Pengertian Agama .............................................................................................. 7
III.2. Pengertian Kesehatan ......................................................................................... 8
III.3. Hubungan antara Agama dan Kesehatan...........................................................
9
BAB IV Ulasan Materi ....................................................................................................... 11
IV.1. Pola yang berhubungan antara Agama dan Kesehatan
.................................... 11
IV.2.Aspek – aspek yang berhubungan antara Agama dan
Kesehatan ..................... 17
IV.3. Pengaruh Agama dalam Kesehatan .................................................................. 19
IV.4. Fungsi Agama bagi Kesehatan.........................................................................
22
BAB V Penutup..................................................................................................................
25
V.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 25
V.2. Saran..................................................................................................................
25
Daftar Pustaka.....................................................................................................................
26
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Agama adalah suatu ajaran dimana
setiap pemeluknya dianjurkan untuk selalu berbuat baik. Untuk itu semua
penganut agama yang mempercayai ajaran dan melaksanakan ajarannya mereka akan
senantiasa melaksanakan segala hal yang ada dalam ajaran tersebut. Manusia
tidak bisa dilepaskan dengan agama, ketika manusia jauh dari agama maka akan
ada kekosongan dalam jiwanya. Walaupun mungkin kebutuhan materialnya mereka
terpenuhi. Akan tetapi kebutuhan batin mereka tidak, sehingga mereka akan mudah
terkena penyakit hati.
Penyakit
hati yang melanda manusia yang tidak beragama akan senantiasa menghantui mereka
sehingga mereka akan mudah putus asa. Oleh karena itu orang yang tidak beragama
ketika mendapatkan persolan hidup mereka akan mudah putus asa dan akhirnya
mereka akan melakukan penyimpangan atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan
norma atau ajaran agama.
Banyak
penyakit karena emosi-emosi buruk itu, yang tidak mungkin dapat disembuhkan
oleh obat. Penyakit-penyakit sejenis ini dinamakan penyakit psikosomatik. Krisis
akhlak pun mempunyai sebab-sebab dalam emosi tercela yang sedang merajalela.
Karena emosi itu merupakan kenyataan yang dapat disaksikan pada tubuh manusia
dan dapat dibagi dalam emosi yang negatif dan positif, sedangkan yang positif
dapat melenyapkan atau menetralkan yang negatif dan menjadi peserta dalam
insting religius, lantas akan menjadi bukti nyata bahwa religi itu anasir yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Jadi, religi bukan obat bius atau racun.
Bahkan, sebaliknya religi menjadi obat mujarab bagi penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh gangguan emosi negatif.
Pintu gerbang ke neraka ada tiga buah, yang merusak
jiwa, yakni keinginan (syahwat), marah, dan serakah. Dalam ilmu kedokteran baru
yang dinamai psikosomatik, yang sedang marak dipelajari di Eropa dan Amerika
oleh Dr J.L.C. Wortman, dikatakan bahwa ilmu psikosomatik, ilmu kedokteran,
agama, dan filsafat berjabatan tangan. Hal itu benar-benar akan menjadi pembuka
jalan ke arah dunia baru, yang sejak lama kita nanti-nantikan dan yang akan
menjamin kehidupan bahagia bagi seluruh umat manusia, lahir dan batin.
Ilmu kedokteran psikosomatik -oleh ilmuwan Belanda
Prof V. Rijnberk- dinamai juga ilmu kedokteran kesusilaan. Alasannya, bila
seseorang sakit, seluruh jasmani dan rohaninya sakit. Bukan sebagian atau hanya
jasmaninya yang sakit. Pendapat baru ini mungkin dapat digunakan sebagai
pembuka jalan ke arah dunia kedokteran baru.
Ilmu kedokteran menjadi pembuka tabir rahasia seperti yang terbukti dalam
kehidupan manusia. Alexis Carel, Freud, Jung, dan Robert, misalnya, adalah
nama-nama ahli ilmu kedokteran yang memecahkan masalah-masalah yang tidak
mungkin dapat diperoleh oleh ahli-ahli di lapangan ilmu pengetahuan lain.
Dengan pendapat baru itu, ilmu kedokteranlah yang pertama mengerti bahwa di
antara ilmu kedokteran, filsafat, dan agama, ada tali hubungan. Dengan
tali-tali hubungan itu, kita dapat mengerti kesatuan berupa makhluk hidup yang
dinamai manusia sebagai keseluruhan, bukan sebagai reduksi.
Terutama agama, yang sejak masa kesombongan ilmu
pengetahuan, menjelma sebagai positivisme akibat diperolehnya hasil-hasil yang
menyilaukan, mula-mula diejek, kemudian diingkari, tapi sekarang diakui oleh
ilmu psikosomatik sebagai anasir yang sangat penting di dalam kehidupan
tiap-tiap orang yang ingin memperoleh kebahagiaan.
Pada zaman dahulu penyakit yang diderita oleh manusia
sering dihubungkan dengan gejala-gejala spiritual. Ketika ada salah seorang
dari mereka ada yang sakit, maka dengan spontanitas mereka akan mengkaitkan
penyakit tersebut karena adanya gangguan dari makhluk halus. Oleh karena itu
pada zaman dahulu ketika ada orang yang menderita penyakit selalu berkaitan
dengan para dukun yang dipercaya mampu untuk berkomunikasi dengan makhluk
tersebut sehingga diharapkan sang dukun dapat mengobati penyakitnya atau
menahan gangguannya.
Ketika pemikiran manusia mengalami perkembangan, maka
hal yang demikian tidak berlaku lagi di tengah-tengah masyarakat kita yang
sudah mengenal modernisasi. Segala macam bentuk penyakit yang di derita oleh
manusia akan selalu mereka hubungkan dengan keadaan sang penderita dan untuk
mengobati penyakit tersebut mereka akan selalu pergi kepada seorang dokter yang
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kepercayaan ini memang sebagian besar
dapat dibuktikan oleh keberhasilan pengobatan dengan menggunakan peralatan dan
pengobatan hasil temuan di bidang kedokteran modern.
I.2. Rumusan Masalah
Identifikasi perumusan masalah ini didasari materi yang dipelajari yaitu
hubungan antara Religi dan Ilmu Kesehatan terdiri dari :
1.
Jelaskan
hubungan antara Religi dan ilmu kesehatan!
2.
Bagaimana
perkembangan mengenai ilmu kesehatan?
3.
Apa aspek
yang berhubungan dengan Religi dan ilmu kesehatan?
4.
Jelaskan
pola hubungan dari Religi dan Kesehatan!
5.
Bagaimana
pandangan dari segi agama tentang ilmu kesehatan yang semakin modern?
6.
Apa fungsi
agama untuk kesehatan itu sendiri?
I.3.
Tujuan
Pembuatan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi
2.
Untuk
mengetahui hubungan antara Religi dan Kesehatan.
3.
Untuk
mengetahui perkembangan mengenai ilmu kesehatan.
4.
Mengetahui
aspek – aspek yang terdapat pada religi dan kesehatan
5.
Mampu
mengidentifikasi pola yang terkandung pada religi dan kesehatan
6.
Untuk
mengetahui segi pandangan dari ajaran agama tentang perkembangan ilmu
kesehatan.
7.
Untuk
mengetahui ungsi dari agama bagi kesehatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Teori sebab akibat secara umum
adalah bahwa setiap akibat ada penyebabnya. Terdapat banyak kesamaan dan
sedikit pertentangan tentang toeri sebab akibat. Manifestasi teori sebab akibat
pada bidang agama dan kesehatan menunjukkan realitas akan komprehansif dan
keterkaitan antara bidang agama dan kesehatan.
Agama dan kesehatan memiliki
asosiasi yang timbal balik. Mengacu pada teori sebab akibat bahwa setiap akibat
ada penyebabnya, maka setiap penyakit ada penyebab dan juga ada obatnya
sehingga diperlukan kesadaran untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. Artikel
ini mendeskripsikan tentang teori sebab akibat dan aplikasinya dalam bidang
agama dan kesehatan. Aspek-aspek yang diuraikan dalam tulisan ini mencakup
pandangan filsafat teori sebab akibat dari beberapa filosof, teori sebab akibat
(kausalitas) secara umum, definisi dan prinsip-prinsip teori sebab akibat serta
aplikasinya pada bidang agama dan kesehatan.
Teori sebab akibat secara umum
adalah bahwa setiap akibat ada penyebabnya. Terdapat banyak kesamaan dan
sedikit pertentangan tentang toeri sebab akibat. Manifestasi teori sebab akibat
pada bidang agama dan kesehatan menunjukkan realitas akan komprehansif dan
keterkaitan antara bidang agama dan kesehatan.
Agama dan kesehatan memiliki
asosiasi yang timbal balik. Mengacu pada teori sebab akibat bahwa setiap akibat
ada penyebabnya, maka setiap penyakit ada penyebab dan juga ada obatnya
sehingga diperlukan kesadaran untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1.
Pengertian Agama
Agama merupakan
salah satu struktur institusional penting yang melengkapi keseluruhan sistem
sosial, bahkan kemasalah tentang kesehatan. Agama adalah seperangkat aturan dan
peraturan yang menata hubungan manusia dengan Tuhannya,manusia dengan manusia
lain dan manusia dengan lingkungannya. Aturan – aturan tersebut penuh dengan
muatan sistem nilai, karena pada dasarnya aturan – aturan bersumber pada etos
dan pandangan hidup.
Dengan
demikian, sistem religi yang mendapat pengakuan resmi dari suatu Negara disebut
Agama.
Koentjaraningrat (1974: 137 – 138) mengemukakan pendapatnya dan membagi
sistem religi dalam komponen – komponen sebagai berikut:
1.
Emosi
keagamaan yang menyebabkan manusia menjadi religius
2.
Sistem
kepercayaan yang mengandung keyakinan serta bayangan – bayangan manusia tentang
sifat – sifat Tuhan serta tentang wujud dari alam ghaib (supranatural)
3.
Sistem
upacara yang bertujuan mencari hubungan – hubungan dengan Tuhan. Dewa – dewi
atau makhluk – makhluk yang mendiami alam ghaib.
4.
Kelompok
– kelompok religius atau kesatuan – kesatuan sosial yang menganut sistem
kepercayaan tersebut dan yang melakukan sistem
upacara religius tersebut.
Keempat komponen tersebut terjalin erat satu sama lain
menjadi satu sistem yang terintegrasi secara bulat. Adapun komponen utama yakni
emosi keagamaan dikatakan bahwa hal itu terjadi karena adanya getaran dari
Tuhan. Dan religi merupakan suatu sistem bagian dari kebudayaan.
Agama adalah
suatu ajaran dimana setiap pemeluknya dianjurkan untuk selalu berbuat baik.
Untuk itu semua penganut agama yang mempercayai ajaran dan melaksanakan
ajarannya mereka akan senantiasa melaksanakan segala hal yang ada dalam ajaran
tersebut. Manusia tidak bisa dilepaskan dengan agama, ketika manusia jauh dari
agama maka akan ada kekosongan dalam jiwanya. Walaupun mungkin kebutuhan
materialnya mereka terpenuhi. Akan tetapi kebutuhan batin mereka tidak,
sehingga mereka akan mudah terkena penyakit hati.
Penyakit
hati yang melanda manusia yang tidak beragama akan senantiasa menghantui mereka
sehingga mereka akan mudah putus asa. Oleh karena itu orang yang tidak beragama
ketika mendapatkan persolan hidup mereka akan mudah putus asa dan akhirnya
mereka akan melakukan penyimpangan atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan
norma atau ajaran agama.
Banyak
penyakit karena emosi-emosi buruk itu, yang tidak mungkin dapat disembuhkan
oleh obat. Penyakit-penyakit sejenis ini dinamakan penyakit psikosomatik.
Krisis akhlak pun mempunyai sebab-sebab dalam emosi tercela yang sedang
merajalela. Karena emosi itu merupakan kenyataan yang dapat disaksikan pada
tubuh manusia dan dapat dibagi dalam emosi yang negatif dan positif, sedangkan
yang positif dapat melenyapkan atau menetralkan yang negatif dan menjadi
peserta dalam insting religius, lantas akan menjadi bukti nyata bahwa religi
itu anasir yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Jadi, religi bukan obat
bius atau racun. Bahkan, sebaliknya religi menjadi obat mujarab bagi
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gangguan emosi negatif.
III.2.
Pengertian Kesehatan
Menurut wikipedia, Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Namun, secara umum pengertian kesehatan yaitu suatu
kondisi atau keadaan secara umum seseorang dari segi semua aspek. Dalam pengertian
kesehatan ini dimaksudkan yaitu tingkat keefisienan dari fungsional dengan atau
tanpa metabolisme dari suatu organisme dan juga termasuk manusia.
Pengertian kesehatan juga diungkapkan ketika WHO atau
yang kita kenal sebagai Organisasi Kesehatan Dunia di dirikan yaitu pada tahun
1948. Yang mana pengertian kesehatan merupakan sesuatu yang tidak hanya
dimaksudkan sebagai suatu kelemahan atau ketiadaan suatu penyakit melainkan
juga merupakan keadaan mental dan fisik serta juga kesejahteraan sosial.
Pemfokusan pada definisi kesehatan dan evolusi selama
enam dekade pertama hanya pada segelintir publikasi saja. Sebagian dari mereka
memfokuskan pada kekurangan nilai operasional serta juga permasalahan yang
timbul pada pemakaian kata ‘lengkap’ tersebut.
Kemudian yang lainnya mengungkapkan tentang definisi
kesehatan yang masih belum diubah dari semenjak tahun 1948 yaitu kalimat ‘hanya
yang buruk’.
Pengertian kesehatan kemudian diungkapkan lagi oleh Organisasi
Kesehatan Dunia atau WHO pada Piagam Ottawa yang didedikasikan untuk promosi
kesehatan pada tahun 1986. Pada saat itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
tersebut menyatakan bahwa kesehatan bukan tujuan dari hidup melainkan sumber
daya untuk hidup sehari-hari. Selain itu, kesehatan dikatakan juga sebagai
suatu konsep yang positif dan terfokus pada kemampuan fisik dan juga sumberdaya
sosial.
Kemudian pengertian kesehatan juga merupakan suatu
keadaan atau kondisi dari jiwa dan raga serta juga sosial yang dapat menjadikan
seseorang dengan kehidupannya yang produktif baik dari segi ekonomi maupun dari
segi kehidupan sosialnya.
III.3. Hubungan antara Religi dan Kesehatan
Pergeseran zaman dan kemajuan tekhnologi tidak dapat terelakkan lagi, saat
ini penyakit sudah dapat dilihat dan diobati dengan obat-obatan yang bagus
dengan menggunakan metode pengolahan canggih, perkembangan ilmu pengetahuan
dapat lebih menspesifikkan penyakit-penyakit tersebut. Ada penyakit yang
bersumber dari virus, bakteri atau baksil-baksil sehingga untuk mengobatinya
membutuhkan obat-obatan medis, tetapi ada juga penyakit yang bersumber dari
jiwa atau hati suatu individu, jadi secara fisik individu tersebut tidak
terkena virus, bakteri atau baksil-baksil, namun pada kenyataannya individu sakit.
Dengan demikian, berkembanglah ilmu kesehatan yang dapat
mengurangi atau malah dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Salah satunya
dengan operasi, menurut sebagian orang operasi itu bisa mengurangi atau
menyembuhkan penyakit. Pada zaman dahulu, pengobatan modern seperti yang kita
saksikan saat ini belum sempurna, peralatannya pun masih sederhana, misalnya
dengan tanaman – tanaman yang di sekitar kita (herbal), kita juga menggunakan
alat yang sederhana pula, seperti untuk menutup luka hanya menggunakan kain
seadanya.
Namun, kita juga belum bisa
menghubungkan mana yang berdasarkan ajaran agama atau tidak. Semisal,
pengobatan dengan cara bekam, bekam merupakan pengobatan yang dibawa Rasulullah
SAW, berarti ini dapat kita amalkan
kepada orang lain. Disamping itu, bekam juga dapat meringankan penyakit –
penyakit tertentu, seperti halnya pada orang yang mengalami pegal – pegal pada
bunggung,tengkung dan bagian tubuh yang lain dengan cara mengeluarkan darah
kotor yang dapat menyumbat sirkulasi darah pada jaringan tertentu.
Ada pula
pengobatan yang haram bagi ajaran agama, terutama agama Islam, seperti terapi
urine yang sudah terbukti mengurangi resiko diabetes mellitus dengan cara
meminum air kencing yang pertama kali keluar saat pagi hari. Dari pandangan
agama, itu sangat diharamkan, karena seperti halnya minum alkohol ataupun makan
bangkai, air kencing merupakan zat sisa dari metabolism tubuh yang mengandung
racun (toksik) , dan apabila terlalu sering dikonsumsi maka akan terjadi
kerusakan pada hati dan organ lainnya.
BAB IV
ULASAN MATERI
IV.1. Pola –
Pola yang Berhubungan antara Religi dan Kesehatan
Secara
teoritis ada empat kemungkinan pola hubungan antara agama dan kesehatan, yaitu:
1.
Saling
berlawanan
Pola hubungan ini adalah tidak mendukungnya antara segi ilmu kesehatan
dengan pandangan ajaran agama. Agama
dan kesehatan potensial muncul sebagai dua bidang kehidupan yang saling
berlawanan atau setidaknya tema kesehatan tersebut masih menjadi wacana prokontra.
Dalam batasan
tertentu, hal ini menunjukkan bahwa apa yang dianjurkan dalam bidang kesehatan
tidak selaras dengan apa yang dianjurkan dalam agama. Misalnya mengenai terapi
dengan urine, pengobatan dengan hal yang memabukkan atau transplantasi organ.
Dalam konteks ini, ajaran agama Islam melarang
penggunaan najis untuk obat.memang pada segi medis terbuktinya perusahaan farmasi dan
kosmetik yang terdapat di Amerika selalu memburu penelitian ilmiah tentang
khasiat urine untuk dijadikan bahan baku produk urine. Layaknya, Dr. Dr. Iwan T
Budiarso menjelaskan 95% kandungan urine terdiri air. Sementara 2/5% lainnya
mengandung mineral vitamin, asam amino, antibodi, antigen, garam, hormon dan
enzim. Zat-zat ini sangat dibutuhkan tubuh manusia. Urine hanya mengandung zat-zat
makanan dan hasil metabolisme tubuh.
Sementara
bahan-bahan yang meracuni tubuh, disaring dan dikeluarkan melalui hati dan pernafasan. Karena itu,
kandungannnya steril.
Tawaran pengobatan urine begitu menggiurkan,
terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, yang tidak bisa mengeluarkan
terlalu banyak biaya ke dokter, karena persoalan ekonomi yang menghimpit.
Ternyata air seni yang dianggap menjijikkan, berbau pesing, dan kotor ini,
malah membuat tubuh sehat,
segar
bugar dan sembuh dari
sakit. Terapi urine digunakan untuk
menyembuhkan hampir setiap yang didera si pasien seperti ginjal, kanker,
diabetes, jantung, psoasiasis, eksim, sampai penyakit terganas saat ini, AIDS.
Jika parah, terutama bagi penderita penyakit kanker, jantung dan AIDS, minimal
5 gelas (1000 cc) sehari. Atau, kalau si pasien menginginkan kesegaran tubuh
dan kecantikan kulit cukup dengan 1-2 gelas perhari. Caranya cukup yang diminum
harus urinenya sendiri.
Akan
tetapi, berbeda pula jika dipandang pada sudut Hukum Islam. Di dalam ajaran
Islam masih kita kenal dengan membedakan, mana yang najis, mana yang tidak
najis. Mana yang berhak di makan atau di minum. Mana yang haram dan mana yang
halal. Oleh karena itu, makna dari kemashlahatan dan kemafsadatan kerap saling
tarik menarik (legitimasi) demi menemukan titik kejelasan (benang merah) yang
tertuang (terlampir) di dalam ajaran Islam (syāri’); al-Quran, al-Hadits, dan
Fiqh. Pada
kaidah rukhsah (dispensasi) yang memberikan kelonggaran dan keringanan bagi
orang yang sakit gawat dengan ketentuan.
sebagaimana dikemukakan Dr. Yusuf Al-Qardlawi
yaitu sebagai berikut:
pertama, benar – benar dalam
kondisi gawat darurat bila seorang penderita penyakit tidak mengkonsumsi barang
yang haram, seperti air kencing (air seni) ini.
Kedua, tidak ada obat alternatif yang halal sebagai pengganti barang
haram ini.
Ketiga, menurut resep dokter muslim yang berkompeten dan memiliki moral
dan agama.
Keempat, terbukti secara medis dan analisis ilmiah di samping pengalaman
empiris yang membuktikan bahwa sesuatu yang haram tersebut dapat menyembuhkan
atau bahkan dapat membahayakan.
Bukan yang kotor dan membawa penyakit. Di dalam al-Quran disebutkan:
Baik dan buruk itu ditentukan oleh syări’, karena dialah yang mengetahui segala sesuatunya. Dia punya hak otoritas untuk menentukan halal dan haram. Bukan akal tabi’at manusia.
Seperti
haramnya riba. Syara’ dan akal sama-sama berperan dalam menetukan baik dan
buruk. Yang menjadi standar adalah pengakuan dari syara’ dan sesuai dengan
tabi’at manusia. Apa yang tersurat baik oleh syara’, mesti di dukung penuh akal
sehat bahwa itu betul-betul baik. Sebab, tidak semua kehendak perasaan itu
sesuai dengan keinginan syara’. Perasaan berfungsi untuk mengetahui apa yang
sebetulnya diingini syara’. Menyangkut
Hukum Terapi obat urine, Rasulullah menegur dengan hadits tentang
ketidakbolehan mengkonsumsi konsumsi urine, dikarenakan terdapat barang najis.
Berdasarkan
hadits Nabi: “Bersihkanlah (tubuh) kalian dari kencing. Karena siksaan kubur
pada umumnya gara-gara air seni.” Di dalam al-Quran, Allah berfirman: “sesungguhnya Allah tidak akan menjadikan obat (buat)
kamu sekalian barang – barang yang diharamkan (termasuk najis) bagi kalian”.
Lain halnya, kebolehkan memakai terapi urine, manakala terserang penyakit ganas; kanker ganas, jantung dan AIDS yang sampai detik ini belum ditemukan obatnya wajib minum air seni demi kelangsungan hidup manusia. Terutama, ketika lagi tidak ada uang, serta sulit mencari dana untuk berobat.
Dicontoh yang lain, seperti transplantasi organ tubuh
manusia. Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia
tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh
orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Pada segi medis, transplantasi
organ diperbolehkan, Menurut Zamzam Saleh (dalam artikel Syariah Project, 2009)
juga menjelaskan bahwa tujuan dari transplantasi adalah “sebagai pengobatan
dari penyakit karenan islam sendiri memerintahkan manusia agar setiap penyakit
diobati, karena membiarkan penyakit bersarang dalam tubuh dapat mengakibatkan
kematian, sedangkan membiarkan diri terjerumus dalam kematian (tanpa ikhtiyar)
adalah perbuatan terlarang”.
Namun disisi lain, transplantasi organ pada orang yang masih hidup itu tidak boleh
(haram). Meskipun pendonoran tersebut untuk keperluan medis (pengobatan) bahkan
sekalipun telah sampai kondisi darurat. Firman Allah SWT “dan janganlah kamu
jatuhkan dirimu dalam kebinasaan dan berbuat baiklah sesungguhnya Allah
mencintai orang – orang yang berbuat baik”(Q.S.Al- Baqarah:2:195).
Dimaksudkan adalah bahwa Allah SWT melarang manusia
untuk membunuh dirinya atau melakukan perbuatan yang membawa kepada kehancuran
dan kebinasaan. Sedangkan orang yang mendonorkan salah satu organ tubuhnya secara
tidak langsung telah melakukan perbuatan yang membawa pada kehancuran. Padahal
manusia disuruh berbuat demikian, manusia hanya disuruh menjaganya.
2.
Saling
mendukung
Agama dan
ilmu pengetahuan kesehatan memiliki potensi saling mendukung.seperti
halnya tradisi puasa dan khitan (sirkumsisi).
Tradisi puasa atau diet merupakan salah satu
terapi yang telah diakui oleh kalangan medis dalam meningkatkan kesehatan.
Itu ajaran agama sejatinya memiliki potensi untuk memberikan dukungan
terhadap kesehatan. Berikut manfaat dari berpuasa:
- Dengan berpuasa, tubuh dan sistem pencernaan mendapatkan waktu untuk beristirahat. Dengan begitu, organ pencernaan seperti kerongkongan, lambung serta usus bisa bekerja lebih baik dan maksimal ketika bekerja mengolah makanan kembali pada saat sahur atau berbuka.
- Puasa membantu meredakan rasa nyeri pada persendian. Sebuah penelitian menunjukkan, adanya hubungan antara membaiknya radang sendi dan peningkatan kemampuan sel netrofil dalam membasmi bakteri. Netrofil, atau sel penetral merupakan unsur yang mampu menetralkan racun maupun bakteri penyebab radang sendi.
- Puasa membantu menghilangkan racun-racun yang berbahaya dalam tubuh. Oleh karena itu, puasa sering dijadikan sebagai metode untuk detoksifikasi tubuh secara alami. Hal ini karena, kondisi lambung yang kosong saat puasa akan bekerja lebih optimal saat berbuka. Ketika lambung kosong, penyerapan nutrisi akan berjalan lebih efektif sehingga mengurangi risiko penimbunan sisa makanan atau nutrisi yang tidak berhasil terserap sempurna oleh tubuh. Sehingga tubuh pun tidak lagi menyimpan tumpukan sisa makanan yang bisa membusuk.
- Puasa bisa mengatasi tekanan darah tinggi tanpa pengobatan medis. Selain itu juga menurunkan kadar gula dalam darah dan kolesterol. Saat berpuasa, otomatis kita akan lebih sedikit mengonsumsi makanan terutama yang mengandung lemak, gula dan kolesterol tinggi. Hal ini yang kemudian berdampak pada penurunan kolesterol dan gula darah. Jika disertai dengan diet makanan sehat saat sahur dan buka puasa, manfaatnya akan didapatkan dengan lebih optimal.
- Pengurangan konsumsi air selama puasa, bisa membantu mengatasi akumulasi cairan yang berlebihan pada tubuh. Proses ‘pengeringan’ ini akan mengatasi pembengkakan pada perut, kaki dan lutut yang sering dialami saat seseorang mengalami menstruasi.
- Meskipun tidak terlalu signifikan, puasa juga bermanfaat bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan berlebih. Dengan berpuasa, otomatis kita akan menahan keinginan untuk ngemil dan frekuensi makan juga berkurang. Tapi ingat, proses penurunan berat badan saat berpuasa sulit terjadi jika saat berbuka, Anda lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi gula dan kalori dibandingkan sayuran dan buah.
Khitan merupakan proses dipotongnya
kulit kulup (foreskin) yang
menutupi kepala penis (glands). Khitan dilakukan biasanya karena alasan medis
dan agama. Pada artikel ini akan dibahas manfaat dari berkhitan dilihat dari aspek
medis dan agama.
menutupi kepala penis (glands). Khitan dilakukan biasanya karena alasan medis
dan agama. Pada artikel ini akan dibahas manfaat dari berkhitan dilihat dari aspek
medis dan agama.
Manfaat khitan secara medis antara lain adalah sbb :
1.
Mudah dalam
menjaga kebersihan penis, terutama bagian kepala penis (glands) dimana jika tidak
dikhitan maka kotoran dan bau yang tidak sedap bersarang di tempat itu.
2.
Mengurangi
resiko infeksi saluran kencing, karena dengan terbukanya kepala penis maka
air kencing (urine) tidak terhalang
untuk keluar.
3.
Dapat
mencegah inflamasi/bengkak di kepala penis dan kulit kulup
4.
Dapat
mencegah timbulnya bekas luka pada kulit kepala penis, yang mungkin
disebabkan oleh phimosis (ketidakmampuan untuk menarik masuk kulup) dan paraphimosis
(kemampuan untuk menarik kulit kulup hingga kepala penis terlihat, tetapi tidak
dapat kembali lagi ke bentuk semula).
disebabkan oleh phimosis (ketidakmampuan untuk menarik masuk kulup) dan paraphimosis
(kemampuan untuk menarik kulit kulup hingga kepala penis terlihat, tetapi tidak
dapat kembali lagi ke bentuk semula).
5.
Dapat
mengurangi resiko terkenanya infeksi yang ditularkan dari kegiatan
seksual,seperti syphilis
6.
Khitan dapat
mengurangi resiko terkena human immunodeficiency
virus (HIV)
7.
Dapat
mengurangi resiko terkena kanker penile
8.
Khitan dapat mengurangi resiko terkena kanker
cervix (leher rahim) pada pasangan anda.
Manfaat khitan dari aspek agama:
Khitan
itu sendiri berasal dari bahasa Arab dari kata kerja “khatana al-ghulama wa al-jariyata,
yakhtinuhuma, khitnan”. bentuk kata benda adalah khitan dan khitanah, yang artinya memotong dari
kulit kemaluan, baik laki-laki atau perempuan. Manfaat khitan ditinjau dari aspek agama sudah jelas, yaitu bahwa dengan
melaksanakan khitan berarti menjalankan perintah dalam agama khususnya agama
islam yang mewajibkan khitan bagi laki-laki yang telah dewasa (akhil baliqh)
dan suatu anjuran, keutamaan dan kemuliaan bagi perempuan.
Pada laki-laki jika kulupnya tidak
dikhitan, maka air kencing yang bersifat najis tersebut akan menempel di kulit
penis, sehingga orang tersebut sama dengan membawa najis pada badannya jika
melaksanakan sholat, sebagai ibdah yang wajib dan utama, maka sholatnya menjadi
tidak sah karena salah satu syarat sahnya sholat adalah suci dari najis.
3.
Saling
melengkapi
yaitu adanya peran
dari agama untuk mengoreksi praktik kesehatan/ ilmu kesehatan yg mengoreksi
praktik(kesehatan) keagamaan.
Islam memberikan
ajaran bahwa buka puasa akan lebih baik dengan cara memakan makanan yang manis
– manis. Perintah ini dianggap oleh para penganutnya sebagai sesuatu hal yang
dianjurkan, namun sesungguhnya secara kesehatan buka puasa dengan yang
manis-manis bukan dimaksudkan sebagai sesuatu hal yang menyehatkan, namun lebih
ditujukan untuk memulihkan kondisi tubuh sehingga tidak kaget ketika akan
menerima asupan yang lebih banyak lagi.
Saat berbuka
puasa, diperlukan makanan yang menghasilkan energi dan zat besi agar tubuh kita
tidak drop, seperti meminum dan makan yang mengandung manis, sebagai
netralisir air mineral sebagai pengembali ion tubuh yang hilang setelah seharian berpuasa.
pada posting kali ini! berikut adalah makanan yang harus di konsumsi saat berbuka puasa. Misalnya adalah buah kurma selain rasanya yang manis serta teksturnya yang lembut ternyata juga sangat kaya dengan unsur kalsium dan zat besi. Kadar zat besi dan kalsium yang dikandung buah kurma menggantikan tenaga yang berkurang banyak saat berpuasa. juga Buah kurma kaya dengan zat garam mineral seperti kalsium dan potasium yang dapat menetralisasi zat asam yang ada pada perut. Dan buah kurma mengandung Vitamin A yang dapat memlihara kelembaban mata dan menguatkan penglihatan.
pada posting kali ini! berikut adalah makanan yang harus di konsumsi saat berbuka puasa. Misalnya adalah buah kurma selain rasanya yang manis serta teksturnya yang lembut ternyata juga sangat kaya dengan unsur kalsium dan zat besi. Kadar zat besi dan kalsium yang dikandung buah kurma menggantikan tenaga yang berkurang banyak saat berpuasa. juga Buah kurma kaya dengan zat garam mineral seperti kalsium dan potasium yang dapat menetralisasi zat asam yang ada pada perut. Dan buah kurma mengandung Vitamin A yang dapat memlihara kelembaban mata dan menguatkan penglihatan.
Selain itu
buah kurma juga dapat
menguatkan sel – sel usus dan
dapat membantu melancarkan saluran pencernaan karena mengandung serabut – serabut yang bertugas
mengontrol laju gerak usus. Makanan yang cocok untuk memulai berbuka puasa,
Seperti nabi Muhammad S.A.W yang
mengawali berbuka puasa dengan memakan 3 Kurma dan meminum air mineral.
4.
Saling
terpisah dan bergerak dalam kewenangannya masing – masing.
Dalam
konteks ini, ilmu kesehatan dan agama berjalan dalam jalannya sendiri – sediri.
Tanpa berhubungan satu dengan yang lain.
VI.2. Aspek – Aspek yang berhubungan antara Kesehatan dan Agama
Ada 2 aspek yang berhubungan dan
saling timbale balik antara kesehatan dan agama . sebagai berikut:
1. Aspek Agama dalam Kesehatan
Di dalam proses pelaksanaan pelayanan kesehatan, tenaga medis tidak boleh
melakukan diskriminasi terhadap pasien terutama dalam hal keagamaan. Setiap
pasien memiliki pandangan sendiri yang tergantung ajaran agama yang dianut.
Sebagai tenaga kerja perlu memperhatikan hal tersebut, untuk menjaga
kepercayaaan pasien terhadap tim kesehatan. terlebih kepentingan pasien harus
lebih di utamakan.
Contoh dalam sejarah
praktik kesehatan, ada seorang dokter digugat oleh seorang pasien yang
telah ditolongnya dari ancaman kematian. Penyebab awal dari kejadian ini
bermula dari sikap dokter yang memberikan transfusi darah kepada pasien yang
penganut ajaran yahudi konserfatif. Merujuk
pada kasus diatas, ada 2 catatan penting yang perlu dipahami oleh para tenaga
kesehatan :
a. Penerapan teori kebutuhan dalam pertolongan
kesehatan, yaitu tindakan terbaik untuk kepentingan pasien bukan
berdasarkan pandangan dokter, melainkan berdasarkan kepentingan atau pandangan
klien.
b. Setiap tenaga kesehatan (khususnya dokter)
memiliki kewajiban untuk menghargai hak pasien untuk memegang teguh ajaran
agama.
2. Aspek Kesehatan dalam Agama
Didalam kesehatan, agama memiliki pengaruh
yang sangat penting terutama bagi kesembuhan seorang pasien. Bukan hanya untuk
pasien, tetapi untuk semua tenaga kesehatan, Agama sangat berpengaruh untuk
kelancaran kerjanya. Ada 2 hal yg perlu diperhatikan untuk tenaga kesehatan,
sebagai berikut:
a.
Ajaran agama secara normatif
Agama memberikan
ajaran atau panduan tentang pentingnya menjaga kesehatan. Dalam
pandangan agama, kesehatan merupakan kemaslahatan duniawi yang harus dijaga
selagi tidak bertentangan dengan kemaslahatan ukhrawi atau kemaslahatan yang
lebih besar. Kesehatan, kedokteran dan semacamnya sudah menyangkut kepentingan
umum yang dalam pandangan Islam merupakan kewajiban kolektif (fardu kifayah)
bagi kaum Muslimin.
Sebagai
gejala jasmani murni, sehat dan sakit, boleh dibilang tidak secara langsung
berkaitan dengan agama. Dalam pandangan agama, sehat belum tentu lebih baik
daripada sakit, begitu pula sebaliknya. Sehat dan sakit merupakan dua kondisi
yang sama-sama memiliki potensi untuk mendapat label baik atau buruk. Jika
manusia bisa mendapat pahala atau dosa dari kondisi sehatnya, maka ia juga bisa
mendapatkan pahala atau dosa dari kondisi sakitnya. Di situlah sebetulnya fokus
pandangan agama mengenai sehat dan sakit. Selebihnya dari itu, merupakan pengembangan
dari prinsip-prinsip moral seperti telah disebutkan di atas.
Pada
dasarnya, agama sangat menganjurkan kesehatan, sebab apa yang bisa dilakukan
oleh seseorang dalam keadaan sehat lebih banyak daripada yang apa yang bisa
dilakukannya dalam keadaan sakit. Manusia bisa beribadah, berjihad, berdakwah
dan membangun peradaban dengan baik, jika faktor fisik berada dalam kondisi
yang kondusif. Jadi, kesehatan fisik, secara tidak langsung, merupakan faktor
yang cukup menentukan bagi tegaknya kebenaran dan terwujudnya kebaikan.
Namun
demikian, posisi kesehatan tetap sebagai sarana, bukan tujuan. Tujuan agama
adalah tegaknya kebenaran dan terwujudnya kebaikan itu sendiri. Maka, oleh
karena itu, dalam sabda-sabda Rasulullah dapat dengan mudah kita temukan
janji-janji manis untuk orang-orang yang sakit: bahwa penyakit merupakan
penghapus dosa dan mesin pahala yang besar.
b.
Ada perilaku keagamaan yg riil atau tampak dan dilakukan oleh masyarakat
Dari sisi perilaku
nyata ada penganut agama yg tidak memerhatikan aspek kesehatan. Contoh yang paling dekat dengan
kita pengaturan
pola makan, larangan makanan yang haram, seperti halnya darah, urine (air
kencing), bangkai binatang darat. Pelarangan makanan yang berlebihan, karena
dapat menyebabkan obesietas dan penyakit yang lain seperti diabetes melitus dan
gagal jantung, serta anjuran minum madu ,
karena madu manfaat madu
untuk kesehatan begitu banyak sekali. Salah satunya yakni bisa menambah stamina
tubuh kita. Untuk mengobati luka, memperkuat sel darah
putih, menstabilkan tekanan darah, mencegah osteoporosis, menjaga kesehatan mata, mengobati anemia dan masih banyak lagi.
Contoh lain aspek
kesehatan dalam tata aturan makan menurut ajaran agama. Lagu spiritual monophonic misalnya tahlil
atau zikir mengandung hikmah sebagai terapi musik. Ini terbukti, Ayat Al-Quran yang merupakan wahyu kepada kita umat manusia, jelas diterangkan Allah SWT sebagai obat bagi kita juga dan bila digunakan untuk therapi
penyakit stroke, maka penderita akan mengalami penurunan depresi, ketenangan
jiwa dan semangat ibadah serta hidup yang lebih baik dan besar dari pada penderita
yang tidak di therapi ayat SuciAl-Qur-an.
Setelah beberpa
bulan setelah serangan stroke, memori verbal meningkat sebanyak 60 persen bagi
pendengar lantunanayat suci Al - Qur'an. Hal ini senanda dengan yang telah
dilakukan oleh Teppo Sarkamo, penyusun utama kajian itu dan seorang pakar
syaraf dari Universitas Helsinki.
IV.3. Pengaruh Agama terhadap Kesehatan
Psikologi
agama secara khusus mengkaji tentang proses kejiwaan seseorang terhadap tingkah
laku dalam kehidupannya sehari-hari. Untuk itu dalam psikologi agama dikenal
adanya istilah kesadaran agama (religious consciousness) dan
pengalaman agama (religious experience). Menurut Zakiah Darajat
kesadaran agama itu adalah bagian atau hadir (terasa) dalam pikiran dan dapat
diuji melalui introspeksi atau disebut juga dengan aspek mental dan aktivitas
agama. Sedangkan yang dimaksud pengalaman agama adalah unsur perasaan dan
kesadaran agama, yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan
oleh tindakannya.
Dalam dua dekade terakhir,
penelitian tentang efek agama mengalami berkembangan pesat. Secara gamblang,
banyak penelitian dalam bidang psikologi, psikiatri, medis, kesehatan
masyarakat, sosiologi dan epidemiologi yang membuktikan efek positif dari
keterlibatan agama dalam kesehatan fisik dan mental manusia. Penelitian
tersebut juga menunjukkan pentingnya aspek keagamaan dalam kehidupan manusia.
Penelitian itu menggunakan beberapa unsur psikologis yang terkait dengan agama,
yaitu: kepercayaan akan adanya Tuhan yang mempengaruhi kehidupan; tingkat
kualitas dalam melakukan aktivitas agama (contoh: frekuensi berdoa, penghayatan
dalam berdoa); dan tingkat komitmen dalam beragama.
Beberapa penelitian telah
dilakukan di Amerika Serikat, Denmark, Finlandia, dan Taiwan yang bertujuan
untuk melihat hubungan antara agama serta kesehatan mental dan fisik manusia.
Dari penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa 25-30% individu yang aktif
dalam menjalankan kegiatan agama memiliki usia lebih panjang dibandingkan
dengan yang tidak. Tingkat keaktifan beragama diukur dengan berbagai cara,
antara lain dengan mengukur tingkat kepercayaan pada agama, maupun frekuensi
kunjungan dan keikutsertaan dalam kegiatan ibadah (salat, berdoa, dan atau
membaca kitab suci). Selain itu, individu remaja atau dewasa (dengan latar belakang berbagai agama) dengan tingkat religiusitas
tinggi lebih tidak menyukai minum – minuman keras atau rokok dan hal-hal
tidak baik lainnya, mereka pun lebih sering menaati peraturan dan makan dengan
pola makan yang baik sehingga berimplikasi pada kondisi kesehatan mereka secara
fisik. Diasumsikan bahwa individu dengan tingkat religiusitas tinggi memiliki
sel-regulation tinggi sehingga ia mampu mengontrol diri untuk menjauhi hal-hal
yang tidak baik tersebut yang memberi efek buruk bagi kesehatan mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh
Larson menunjukkan bahwa agama dan spiritualitas mampu member efek
positif pada kesehatan fisik. Beberapa efek yang telah diukur oleh Larson
yaitu:
1.
Menurunnya
tekanan darah sistol, tekanan darah diastole, kadar kolesterol, dan stress yang
diakibatkan oleh pembedahan.
2.
Menurunnya rasio penyakit jantung, sirosis, efisema, myocardial
infarction, stroke, gagal ginjal, kematian akibat kanker, kematian dalam
pembedahan jantung, dan kematian yang diakibatkan oleh penyakit secara umum.
3. Meningkatnya gaya hidup sehat dan usia
hidup. (see Larson et al., 1998; Levin & Vanderpool, 1992).
Selain berdampak positif pada
kesehatan fisik, agama dan religiusitas juga berpengaruh pada kesehatan mental.
Hasil penelitian selama dua dekade
terakhir menyimpulkan bahwa agama memiliki kaitan dengan kesejahteraan
psikologis. Individu dengan konsep agama yang positif memiliki kemungkinan
lebih kecil untuk mengalami depresi. Selain itu, individu juga akan merasa
bahagia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Penjelasan lain juga
mengungkapkan bahwa dengan berdoa, keadaan psikologis dari seseorang akan
menjadi lebih tenang, sehingga tubuh menjadi lebih rileks. Hal itu pun berakibat
pada berkurangnya tingkat kecemasan dan selanjutnya juga member efek positif
pada fisik, seperti lancarnya proses pernafasan dan pencernaan.
Tingkat religiusitas juga
berpengaruh pada ketahanan individu untuk menghadapi kondisi yang mungkin member
pengaruh buruk bagi mental, seperti diungkapkan oleh Braam et al. (2004) bahwa
“religion may offer a frame of reference toward questions of life,
suffering and death, and may help to accept a decrease in physical functioning
in light of religious and spiritual values” (p. 485). Secara umum,
kesehatan mental dan fisik akan saling mempengaruhi, sehingga individu yang
memiliki religiusitas tinggi akan memiliki kondisi mental dan fisik yang baik.
Namun perlu diketahui bahwa efek
dari agama dan tingkat religiusitas sangat dipengaruhi oleh bagaimana individu
menerapkan agama yang mereka anut. Jika individu menganut suatu agama secara
sangat patuh tanpa memikirkan kondisi sosialnya, hal itu dapat bersifat
psikopatologis. Hal yang sama juga berlaku jika individu menjalankan agama
secara parsial maupun semaunya.
Karena agama memiliki efek yang
sangat baik jika diterapkan secara bijak, sudah seharusnya kita menerapkan
ajaran agama kita dengan sepenuh hati. Jika dilakukan dengan terpaksa, efek
yang diakibatkannya pun akan berbeda. Selain itu, pengetahuan tentang agama
harus terus dikaji lebih dalam agar tidak terjebak dalam kesalahan pada
penerapan ajaran agama yang justru memberi efek negatif.
IV.4. Fungsi Agama bagi Kesehatan
1.
Sebagai
sumber moral
Agama memiliki fungsi yang strategis untuk menjadi sumber kekuatan moral
baik bagi pasien dalam proses penyembuhan maupun tenaga kesehatan. Misalnya bagi seorang yg beragama, sehat/
sakit adalah bagian dari perilaku Tuhan terhadap hambanya dan sakit adalah karena
takdir Tuhan serta hanya Tuhan jugalah yang memiliki kemampuan menyembuhkan.
Dengan keyakinan seperti ini, seorang pasien dapat memiliki semangat hidup yang
lebih baik dan optimis.
Selain
menjadi motivasi, ajaran agama pun menjadi bagian dari sumber etika bagi penyelenggaraan
layanan kesehatan.
suatu kewajiban moral
bagi perawat, dalam menemukan kepastian tentang dua sistem pendekatan etika
yang dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat atau
yang memiliki komitmen tinggi dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan
tradisi tersebut perlu mengingat hal-hal sebagai berikut:
a. Pastikan bahwa
loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh komitmen utamanya terhadap
pasien.
b. Berikan prioritas
utama terhadap pasen dan masyarakat pada umumnya.
c. Kepedulian mengevaluasi terhadap
kemungkinan adanya klaim otonomi dalam kesembuhan pasien.
Posisi perawat yang
mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 12 jam memungkinkannya mempunyai banyak
waktu untuk mengadakan hubungan baik dan mengetahui keunikan klien sebagai
manusia holistik sehingga berposisi sebagai advokat klien (curtin, 1986).
2.
Sebagai
sumber keilmuan
Dalam konteks Islam, Al-Qur·an
dan Hadist merupakan sumberi inspirasi pengembangan ilmu kesehatan
mental. Agama menjadi sumber informasi untuk pengembangan ilmu kesehatan gizi
(nutrisi) atau farmakoterapi herbal. Praktik - praktik keagamaan menjadi bagian
dari sumber ilmu dalam mengembangkan terapi kesehatan, misalnya meditasi,yoga, bekam,
dan tenaga prana adalah beberapa ilmu agama yg dikonversikan menjadi bagian
dari terapi kesehatan. kita ambil contoh bekam.
Bekam adalah satu teknik pengobatan
menggunakan sarana gelas, tabung, atau bambu yang prosesnya di awali dengan
melakukan pengekopan (membuat tekanan negatif dalam gelas, tabung, atau bambu)
sehingga menimbulkan bendungan lokal di permukaan kulit dengan tujuan agar
sirkulasi energi Qi dan
Xue meningkat, menimbulkan efek analgetik, anti bengkak, mengusir patogen angin
dingin maupun angin lembap, mengeluarkan racun, serta oxidant dalam tubuh. Pada
teknik bekam basah, setelah terjadi bendungan lokal, terapis lanjutkan
prosesnya dengan penyayatan permukaan kulit memakai pisau bedah atau penusukan
jarum bekam agar darah kotor bisa dikeluarkan.
Berbekam
merupakan metode pengobatan klasik yang telah digunakan dalam mengobati
berbagai kelainan penyakit seperti hemophilia, hipertensi, gout, reumatik
arthritis, sciatica, back pain (sakit punggung), migraine, vertigo, anxietas
(kecemasan) serta penyakit umum lainnya baik bersifat fisik maupun mental.
Bekam
merupakan pengobatan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan dalam hadist Bukhari : Dari Ibnu
Abbas r.a. Rasulullah bersabda : "Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga
hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku
melarang ummatku dengan besi panas." (Hadist Bukhari).
3.
Sebagi
amalan kesehatan
Puasa dan sholat dalam ajaran Islam merupakan
salah satu contoh amal agama yang relevan dengan aktivitas kesehatan
jasmaniah.Sedangkan penekanan pada hukum makanan yangharus memuat syarat halal
dan bersih merupakan amal agama yang terkait dengan nutrisi.Sementara
pembiasaan berpikir positif merupakan bagian dari upaya membangun jiwa yang
sehat.
Untuk contoh, kami ambil dari gerakan sholat dan
manfaatnya bagi kesehatan untuk kita.
a. Takbiratul ikhram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
b.
Rukuk
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaatnya Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaatnya Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
c.
I’tidal
Postur tubuh kita bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaatnya I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
Postur tubuh kita bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaatnya I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
d.
Sujud
Postur tubuh kita yaitu menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaatnya Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.
Postur tubuh kita yaitu menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaatnya Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.
Masih
banyak gerakan sholat yang lainyang memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita.
Namun kita jarang menyadari hal seperti itu.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Agama dan kesehatan saling berhubungan, polanya pun sangan beragam
yaitu saling melawan, saling mendukung, saling melengkapi dan saling berjalan
pada kewenangannya sendiri. Namun, kita juga
belum bisa menghubungkan mana yang berdasarkan ajaran agama atau tidak.
Semisal, pengobatan dengan cara bekam, bekam merupakan pengobatan yang dibawa
Rasulullah SAW, berarti ini dapat kita
amalkan kepada orang lain. Ada pula pengobatan yang haram bagi ajaran agama,
terutama agama Islam, seperti terapi urine.
Aspek agama itu sendi juga termasuk dalam
kesehatan dan sebaliknya kesehatan juga ada pada agama. Seperti halnya, di dalam
proses pelaksanaan pelayanan kesehatan, tenaga medis tidak boleh melakukan
diskriminasi terhadap pasien terutama dalam hal keagamaan. Ada 2 hal yg
perlu diperhatikan yaitu ajaran agama secara normatif dan ada perilaku
keagamaan yg riil atau tampak dan dilakukan oleh masyarakat. Fungsi dari agama
sangat berpengaruh bagi kesehatan yaitu sebagai moral, sebagai sumber keilmuan,
sebagai amal kesehatan.
V.2. Saran
Dengan tujuan penulis untuk menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknnya dan menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing mata
kuliah sosiologi, maka tersusunlah makalah ini yang berjudul “Hubungan antara Religi dan Kesehatan”.
Penulis beharap makalah ini dapat menjadi pengetahuan
yang berguna bagi para pembaca dan dapat menjadi pelajaran dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup kita sesama manusia yang dilaksnakan melalui proses
yang disebut interaksi sosial.
Akhir kata, penulis mengucapkan mohon maaf apabila
terdapat banyak kekurangan pada makalah ini yang kurang berkenan. Penulis
sebagai mahasiswa yang masih membutuhkan kritik dan saran untuk memperbaiki
kekurangan pada makalah ini.
Daftar Pustaka
Al-jauiziyah,
Ibn Al-qayim.1999. Terapi Penyakit Dengan Alqur’an dan As-sunah. Jakarta:
Pustaka Amani
Lomenta,
Benjamin. 1989. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan. Bandung : EGC
Daniel G,.(
1999). Emotional Intelligence, Jakarta.: gramedia, Pustaka Utama
Ariyanto, N. (2010). Psikologi,
Agama, dan Kesehatan. Diambil pada 31 September 2011, dari http://ruangpsikologi.com/psikologi-agama-dan-kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar